PATAH
Menyesap udara pagi takkan pernah sesesak ini bila kau tetap disini Langkah kaki takkan pernah kehilangan arah andai saja kau masih menjadi kompasku Perlahan, langkah terasa bimbang Jejakmu semakin samar dipeluk kabut yang menghalang Masihkah kau ingat? Dulu pernah kita bayangkan hidup dalam satu rumah sederhana dengan halaman ditumbuhi bunga-bunga, bajumu dan bajuku terjemur dalam tali gantungan yang sama Kita juga pernah berdebat tentang nama anak pertama, warna cat rumah, motif tirai jendela, letak tempat tidur, susunan rak buku 1dan semua hal yang kini mustahil untuk jadi nyata Masih ku ingat pertemuan terakhir sebelum kau putuskan pergi Sebagai permulaan kau pasang senyum sedemikian manis dan sorot mata tajam menghias wajahmu Sebuah perpaduan sempurna yang siap menikam inti jantungku Kau proklamasikan perpisahan sebagai pembuka jalan untuk meninggalkanku Menumbangkan rencana-rencana yang kita janjikan, mengubur paksa dengan tumpukan kecewa Mendoakan agar kita bahagia walau dengan ...