Fluktuasi Mentari


Senja yang menguning
Kau yang telah berpaling

Mentari terbenam ke peraduan
Padaku ia berbisik perlahan
Jangan dulu bosan
Menunggu sebuah harapan

Apa yang bisa diharapkan lagi setelah kau telah pergi
Menunggumu adalah hal terburuk yang pernah aku alami
Harapan merusak sistem sirkulasi dada sebelah kiri
Aku rasa sudah saatnya berpaling melangkahkan kaki

Aneh, sore ini terasa berbeda saat senja menahanku di sini
Mengikat bayang pada raga yang seharusnya sudah beranjak pergi

Semburat jingga berkencan dengan nostalgia
Merangkai kenang yang seharusnya binasa
Hilang pada pandangan, kembali dalam ingatan
Ah! tai bebek dengan senja, lagi lagi aku ingat lagi

Cepatlah tenggelam sebagai penanda cerita telah usai
Biarkan aku larut pada malam dingin juga sepi
Mengais bintang terang sebagai penyembuh luka hati
Hingga akhirnya tertidur pulas dibunuh sunyi

Bahwasanya senja pernah menjadi saksi
Kau yang pernah singgah dihati ini tanpa permisi
Kemudian pergi membuat prasasti luka tanpa basa basi


Comments

Popular posts from this blog

ANALISIS KAJIAN SENI PERTUNJUKAN PENDEKATAN EKSPRESIF DALAM DRAMA TEATER KOMA "WABAH"

Psikologi Sastra Teori dan Aplikasinya (Buku Karya Wiyatmi)

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP NOVEL “GITANJALI” KARYA FEBRIALDI. R